Dikutip dari Times of India, temuan ini didapatkan setelah melakukan percobaan pada tikus yang memiliki model metabolisme menyerupai manusia. Tikus percobaan dibuat obesitas dengan kalori tinggi lalu diamati perubahannya. Ini merupakan studi pertama yang menunjukkan hubungan penyebab langsung antara obesitas dengan munculnya risiko kanker pankreas melalui model hewan.
Peneliti membandingkan kondisi tikus yang telah diberikan diet tinggi lemak sehingga mengalami obesitas, dengan tikus dalam kondisi normal tanpa obesitas. Tikus-tikus tersebut lantas dipantau keadaan pankreasnya.
Hasilnya, tikus yang mengalami obesitas mendapatkan gangguan dalam metabolisme. Selain itu, mereka juga mengalami masalah pada jaringan pankreas. Misalnya peningkatan peradangan, dan tanda-tanda biologis lainnya yang menunjukkan masalah pankreas. Para tikus juga mengalami perkembangan pancreas intraepithelial neoplasias. Metabolismenya mengalami kelainan dan kadar insulin meningkat.
Hanya saja, adanya peradangan pankreas ini bisa membahayakan. Pasalnya, peradangan akan memicu terjadinya lesi pada pankreas yang cenderung menjadi prekursor atau penyebab awal kehadiran kanker.
Studi ini dilakukan oleh Dr Guido Eibl , anggota Jonsson Cancer Center, dan seorang profesor di departemen bedah David Geffen School of Medicine, UCLA. Studi dipublikasikan dalam jurnal Cancer Prevention Research, Obesitas Penyebab Kanker Pankreas.